-->

Mencerminkan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan: Suatu Refleksi dari Pengalaman di SDN Pelandakan 1


Ki Hadjar Dewantara memiliki pemikiran yang sangat relevan dalam konteks pendidikan Indonesia, menekankan pentingnya pendidikan sebagai proses pembebasan manusia dan pengembangan karakter yang kuat. Beliau membedakan antara pengajaran dan pendidikan, di mana pendidikan bukan hanya tentang memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang membimbing peserta didik agar menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, dan peduli terhadap lingkungan sosialnya. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara juga menekankan pentingnya mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman dalam pendidikan, serta integrasi nilai-nilai budaya lokal sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. Semua ini bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang terhubung dengan identitas budaya mereka, serta siap menghadapi tantangan masa depan dengan kesadaran sosial yang tinggi.

Dari modul ini, saya memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan nilai-nilai budaya lokal. Saya menyadari bahwa pendidikan tidak hanya tentang memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga tentang membentuk karakter dan kesadaran sosial peserta didik. Saya juga sadar akan pentingnya mempertimbangkan konteks sosial budaya lokal dalam proses pembelajaran. Perubahan yang saya alami adalah lebih berfokus pada pendekatan pembelajaran yang memberdayakan, yang mendorong partisipasi aktif peserta didik dan mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal ke dalam materi pembelajaran. Saya juga lebih memahami pentingnya semangat gotong royong dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.

Di SDN Pelandakan 1, pemikiran Ki Hadjar Dewantara tercermin dalam suasana kelas yang kolaboratif dan berdaya. Guru mendorong partisipasi aktif dari peserta didik dalam setiap kegiatan, termasuk diskusi, proyek kelompok, dan kegiatan gotong royong. Para siswa juga diajak untuk mengintegrasikan nilai-nilai luhur budaya lokal ke dalam kegiatan pembelajaran mereka. Setiap Jumat, seluruh siswa dan guru bersama-sama melaksanakan kegiatan gotong royong, di mana mereka membersihkan halaman sekolah dan lingkungan sekitarnya. Hal ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman untuk belajar, tetapi juga memperkuat nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan di antara anggota sekolah. Melalui pendekatan ini, SDN Pelandakan menciptakan lingkungan pembelajaran yang mencerminkan nilai-nilai Ki Hadjar Dewantara, di mana peserta didik diberdayakan untuk menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan peduli terhadap masyarakatnya.

Sebelum mempelajari topik ini, saya percaya bahwa peserta didik adalah penerima pengetahuan yang harus diisi dengan informasi dan keterampilan yang diajarkan oleh guru. Saya juga melihat pembelajaran sebagai proses yang terutama berfokus pada aspek akademis, tanpa banyak memperhatikan pembentukan karakter atau nilai-nilai sosial budaya.

Setelah mempelajari topik ini, pemikiran dan perilaku saya berubah secara signifikan. Saya sekarang lebih menyadari bahwa peserta didik adalah individu yang memiliki potensi unik dan harus diperlakukan sebagai subjek aktif dalam proses pembelajaran. Saya juga menyadari pentingnya pembentukan karakter dan pengembangan kesadaran sosial dalam pendidikan, seiring dengan pemberian pengetahuan dan keterampilan.

Untuk lebih merefleksikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam kelas saya, saya dapat melakukan beberapa langkah praktis: meningkatkan partisipasi peserta didik, mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal, dan mendorong semangat gotong royong. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, saya yakin kelas saya akan lebih mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, menciptakan lingkungan pembelajaran yang berdaya, berpihak pada peserta didik, dan memperkuat nilai-nilai luhur sosial budaya lokal.